Selasa, 29 November 2016

Tips Cara Belajar Efektif Untuk Menghadapi UAS


1.  Buat Suasana Belajar Yang Nyaman (kondusif)
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain. Hal ini mengingat bahwa masing-masing anak memiliki gaya belajar sendiri-sendiri, sesuaikan dengan diri anda.

Kamis, 17 November 2016

PENGERTIAN DAN TUJUAN ADIWIYATA

Ditulis oleh: Blhd Tanjab Barat
Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga

Kamis, 10 Maret 2016

CARA MENJADI SISWA SUKSES


Belajar bagi siswa adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan, baik di sekolah maupun di rumah. Di sekolah belajar berlangsung dengan dibimbing oleh bapak ibu guru. Belajar di rumah dilakukan sendiri baik ada PR maupun tidak.
Untuk menjadi siswa yang berprestasi ada beberapa masukan yang bisa digunakan :

1. Belajar Kelompok
    Belajar kelompok bisa dilakukan bersama teman satu sekolah maupun dengan sekolah
    lain. Bisa dilakukan dirumah sendiri maupun di tempat yang disepakati bersama.
    Sebaiknya belajar kelompok mengajak teman yang pandai, agar yang kurang pandai bisa
    ketularan pandai.
2. Rajin Membuat Catatan Penting Saat Pelajaran Berlangsung.
    Hal-hal yang dianggap penting pada saat pelajaran, hendaknya dicatat pada kertas atau
    buku catatan untuk dilihat kembali dilain waktu. Tetapi catatan penting tersebut jangan
    digunakan untuk mencontek.

3. Membuat Perencanaan
    Siswa harus punya rencana dalam belajar, sehingga bisa diketahui apakah hasil belajar
    nantinya sesuai yang diharapkan atau perlu ditingkatkan. Dengan membuat perencanaan
    maka siswa termotivasi untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Rencana sebaiknya
    sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.

4. Disiplin
    Belajar harus disiplin. Belajar harus tepat waktu dan harus sungguh-sungguh. Belajar 
    tidak boleh sambil main-main HP atau sambil nonton TV, karena bisa mengganggu 
    konsentrasi. Belajar harus tuntas sampai selesai materinya.
5. Aktif Bertanya dan Ditanya
    Siswa harus bertanya apabila belum jelas. Bisa bertanya kepada teman, orang tua atau
    guru. Siswa juga harus siap menjawab kalau ditanya. Jika tidak bisa menjawab, maka 
    bisa dibahas bersama. Jika tidak bisa maka bisa ditanyakan pada guru.

6. Ikut Les di Luar Jam Pelajaran.
    Untuk menambah kemampuan dalam belajar siswa bisa mengikuti les di luar jam    pelajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
7. Jangan Belajar Berlebihan
    Hindari belajar yang berlebihan dengan begadang semalaman, karena berdampak
    buruk pada kesehatan. Walaupun akan menghadapi ulangan, sebaiknya tetap tidur 
    tepat waktu.


8. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan Dan Ujian
    Siswa harus bersikap jujur. Tanamkan pada diri siswa bahwa perbuatan curang
    adalah dosa.

Jumat, 01 Mei 2015

Sejarah Kabupaten Pati


Kabupaten Pati adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Pati. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan di selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di barat.

Sejarah Pati
Sejarah Kabupaten Pati berpangkal tolak dari beberapa gambar yang terdapat pada Lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1971 yaitu Gambar yang berupa: "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara".
Menurut cerita rakyat dari mulut ke mulut yang terdapat juga pada kitab Babat Pati dan kitab Babat lainnya dua pusaka yaitu "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara" merupakan lambang kekuasan dan kekuatan yang juga merupakan simbul kesatuan dan persatuan.
Barangsiapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di Pulau Jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayana penggede Majasemi andalan Kadipaten Carangsoka.

Kekosongan (Vakum) Pemerintahan di Pulau Jawa
Menjelang akhir abad ke XIII sekitar tahun 1292 Masehi di Pulau Jawa vakum penguasa pemerintahan yang berwibawa. Kerajaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singasari surut, sedang Kerajaan Majapahit belum berdiri.
Di Pantai utara Pulau Jawa Tengah sekitar Gunung Muria bagian Timur muncul penguasa lokal yang mengangkat dirinya sebagai adipati, wilayah kekuasaannya disebut kadipaten.
Ada dua penguasa lokal di wilayah itu yaitu. 1. Penguasa Kadipaten Paranggaruda, Adipatinya bernama Yudhapati, wilayah kekuasaannya meliputi sungai Juwana ke selatan, sampai pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan. Mempunyai putra bernama Raden Jasari. 2. Penguasa Kadipaten Carangsoka, Adipatinya bernama: Puspa Andungjaya, wilayah kekuasaannya meliputi utara sungai Juwana sampai pantai Utara Jawa Tengah bagian timur. Adipati Carangsoka mempunyai seorang putri bernama Rara Rayungwulan
Kadipaten Carangsoka dan Paranggaruda Berbesanan
Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan, Kedua adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra dan putrinya itu. Utusan Adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon mempelai putri minta bebana agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama "Sapanyana".
Untuk memenuhi bebana itu, Adipati Paranggaruda menugaskan penggede kemaguhan bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda. Sebelum melaksanakan tugasnya, lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoka dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan uSondong Majerukn kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan kepada Yuyurumpung, dapat direbut kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan Pusaka itu diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal.
Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugasnya untuk mencari Dalang Sapanyana agar perkawinan putra Adipati Paranggaruda tidak mangalami kegagalan (berhasil dengan baik).
Pada Malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinaan dapat diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan seterusnya melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan perkawinan antara " Raden Jasari " dan " Rara Rayungwulan " gagal total.
Adipati Yudhapati merasa dipermalukan, emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tidak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka mempimpin prajurit Carangsoka, mengalami luka parah dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik kandung Raden Sukmayana) meneruskan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan yang menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Paranggaruda. Adipati Paranggaruda, Yudhapati dan putera lelakinya gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya.
Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara Rayungwulan kemudian diangkat menjadi pengganti Carangsoka. Sedang dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama " Singasari ".

Kadipaten Pesantenan
Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama " Kadipaten Pesantenan dengan gelar " Adipati Jayakusuma di Pesantenan.
Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu " Raden Tambra ". Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan, dengan gelar " Adipati Tambranegara ". Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati Tambranegara bertindak arif dan bijaksana. Menjadi songsong agung yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan dan kesejahteraannya semakin meningkat.



Kabupaten Pati
Untuk dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.
Dalam prasasti Tuhannaru, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang tersimpan di musium Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang keempat antara lain berbunyi bahwa : ..... Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan Abhiseka Wiralanda Gopala pada tanggal 13 Desember 1323 M. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama Dyah Malayuda dengan gelar "Rakai", Pada saat pengumuman itu bersamaan dengan pisuwanan agung yang dihadiri dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada di dalamnya.

Pati Bagian dari Majapahit
Raja Jayanegara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para Adipati itu dengan memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para Adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga.
Bahwa Adipati Raden Tambranegara juga hadir dalam pisuwanan agung di Majapahit itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K.M. Sosrosumarto dan S.Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula pada : 12 yang lengkapnya berbunyi : ..... Tan alami pajajaran kendhih, keratonnya ing tanah Jawa angalih Majapahite, ingkang jumeneng ratu, Brawijaya ingkang kapih kalih, ya Jaka Pekik wasta, putra Jaka Suruh, Kyai Ageng Pathi nama, Raden Tambranegarasumewa maring Keraton Majalengka.
Artinya Tidak lama kemudian Kerajaan Pajajaran kalah, Kerajaan Tanah Jawa lalu pindah ke Majapahit, adapun yang menjadi rajanya adalah Brawijaya II, yaitu Jaka Pekik namanya, putranyaJaka Suruh. Pada waktu itu Kyai Ageng Pati, yang bernama Tambranegara menghadap ke Majalengka, yaitu Majapahit.
Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa Raden Tambranegara Adipati Pati turut serta hadir dalam pisowanan agung di Majapahit. Pisowanan agung yang dihadiri oleh Raden Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu pada bulan Juli dan Agustus 1323 M (Masehi). Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 yaitu : 3 Juli, 7 Agustus dan 14 Agustus 1323.

Hari Jadi Pati
Kemudian diadakan seminar pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo Kabupaten Pati yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah SMA se Kabupaten Pati, Konsultan, Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah UNDIP Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa pada tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahanKadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati.

Tanggai 6 Agustus 1323 sebagai HARI JADI KABUPATEN PATI telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor : 2/1994 tanggal 31 Mei 1994, sehingga menjadi momentum Hari Jadi Kabupaten Pati dengan surya sengkala " KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI " yang bermakna " Dengan bekerja keras dan penuh do'a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah ". Untuk itu maka setiap tanggal 6 Agustus 1323 yang ditetapkan dan diperingati sebagai "Hari Jadi Kabupaten Pati".

PERJUANGAN DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN



A.    PERJUANGAN FISIK DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

Pada tanggal 8 September 1945 tentara sekutu tiba di Indonesia. Kedatangan tentara  Sekutu di Indonesia disambut baik oleh rakyat. Tujuan mereka, yaitu melucuti senjata tentara Jepang, membebaskan tawanan Jepang, dan mencari penjahat perang. Namun, kedatangan tentara Sekutu diboncengi orang-orang Belanda. Belanda datang kembali ke Indonesia untuk membuat pemerintahan sipil yang disebut NICA (Netherland Indies Civil Administration). Tindakan tersebut mendapat perlawanan dari para pejuang Indonesia.

1.      Pertempuran 10 November

Tentara Sekutu (Inggris) pertama kali mendarat di Surabaya pada 25 Oktober 1945. Pendaratan ini dipimpin Brigadir  Jenderal A.W.S. Mallaby. Dua hari kemudian tentara Inggris menyerbu penjara republik untuk membebaskan perwira-perwira Sekutu. Pada tanggal 28 Oktober 1945, pos-pos Sekutu di seluruh kota Surabaya diserang oleh rakyat Indonesia. Dalam berbagai serangan itu, pasukan Sekutu terjepit. Pada tanggal 29 Oktober 1945, para pemuda dapat menguasai tempat-tempat yang telah dikuasai Sekutu.
Pada tanggal 30 Oktober 1945 terjadi pertempuran di gedung Bank International, tepatnya di Jembatan Merah. Dalam peristiwa itu, Brigjen Mallaby tewas. Menanggapi peristiwa ini, pada tanggal 9 November 1945, pimpinan sekutu di Surabaya mengeluarkan ultimatum. Isi ultimatum itu adalah: “Semua pemimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat-tempat yang telah ditentukan, kemudian menyerahkan diri dengan mengangkat tangan. Batas waktu ultimatum tersebut adalah pukul 06.00 tanggal 10 November 1945. Jika sampai batas waktunya tidak menyerahkan senjata, maka Surabaya akan diserang dari darat, laut, dan udara”.
Batas waktu itu tidak diindahkan rakyat Surabaya. Oleh karena itu,  pecahlah pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Salah satu pemimpin arek-arek Surabaya, antara adalah Bung Tomo. Untuk memperingati kepahlawanan rakyat Surabaya itu, pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.

2.      Bandung Lautan Api
Tentara  Sekutu  memasuki  Kota  Bandung pada Oktober 1945. Tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum yang isinya agar para pemuda menyerahkan senjata yang dirampas dari tangan Jepang. Ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh para pemuda. Pada 23 Maret 1946, pasukan Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua. Isinya agar Kota Bandung bagian selatan segera dikosongkan.  Para pejuang yang dipimpin Kolonel A.H. Nasution sepakat untuk mematuhi ultimatum demi keselamatan rakyat dan kepentingan politik  pemerintah RI.
Sebelum meninggalkan Kota Bandung, para pejuang membumi hanguskan Kota Bandung. Pada malam hari 23 Maret 1946, gedung-gedung penting dibakar. Peristiwa tersebut dikenal dengan "Bandung Lautan Api". Dalam peristiwa tersebut, gugur seorang pejuang Mohammad Toha.

3.      Pertempuran Medan Area
Pasukan Inggris di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mulai mendarat di Medan (Sumatera Utara) pada tanggal 9 Oktober 1945. Para pemuda dipelopori oleh Achmad Tahir, seorang mantan perwira Tentara Sukarela  (Giyugun) membentuk Barisan Pemuda Indonesia.
Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi insiden di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan. Seorang anggota NICA menginjak-injak bendera merah putih yang dirampas dari seorang pemuda. Pada tanggal 1 Desember 1945 pihak Inggris memasang papan-papan pengumuman bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.” Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara sepihak batas-batas kekuasaan mereka. Sejak saat itulah dikenal istilah Pertempuran Medan Area.

4.      Pertempuran Ambarawa
“Pertempuran Ambarawa” diawali oleh mendaratnya tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel di Semarang. Pada tanggal 21 November  1945 terjadi pertempuran,  dalam pertempuran itu, Letnan Kolonel Isdiman gugur. Pimpinan pasukan kemudian dipegang oleh Kolonel Sudirman, Panglima Divisi Banyumas.
Pada  12 sampai 15 Desember 1945  terjadi pertempuran hebat yang dikenal dengan sebutan Palagan Ambarawa. Dalam pertempuran ini Sekutu dapat diusir ari Ambarawa. Peristiwa ini diabadikan oleh pemerintah dengan dibangunnya  Untuk mengenang peristiwa ini, dibuatlah Monumen Palagan Ambarawa. Pada 15 Desember dijadikan sebagai Hari Infanteri.

5.      Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pada tanggal 15 — 20 Oktober 1945 di Semarang terjadi pertempuran hebat antara pejuang Indonesia dengan tentara Jepang. Peristiwa ini diawali dengan adanya desas-desus bahwa cadangan air minum di Candi, Semarang diracun oleh Jepang. Untuk membuktikan kebenarannya, Dr. Karyadi, kepala laboratorium Pusat Rumah Sakit Rakyat melakukan pemeriksaan. Pada saat melakukan pemeriksaan, ia ditembak oleh Jepang sehingga gugur. Dengan gugurnya Dr. Karyadi kemarahan rakyat khususnya pemuda tidak dapat dihindarkan dan terjadilah pertempuran yang menimbulkan banyak korban jiwa. Untuk mengenang peristiwa itu, di Semarang didirikan Tugu Muda. Untuk mengenang jasa Dr. Karyadi diabadikan menjadi nama sebuah Rumah Sakit Umum di Semarang.

6.      Perang Puputan di Bali
Perang Puputan di Bali dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai. I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya, Ciung Wanara. Pertempuran ini dimulai April 1946 di Denpasar. Mereka bertahan di Desa Marga. Di daerah ini pasukan I Gusti Ngurah Rai mengadakan perang habis-habisan (Puputan). Akhirnya I Gusti Ngurah Rai dan sebagian besar pasukannya meninggal. Perang ini juga disebut pertempuran Margarana (18 November 1946).




B.     PERJUANGAN DIPLOMASI DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

1.      Perundingan Linggajati
Dalam upaya perdamaian,  Inggris mempertemukan Belanda dan Indonesia di Linggajati, sebelah Selatan Cirebon (sekarang Kabupaten Kuningan), Jawa Barat. Dalam perundingan ini Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir, Belanda diwakili oleh  Van  Mook.
Hasil  perundingan ditandatangani pada 25 Maret 1947. Isinya sebagai berikut.
(1)   Belanda mengakui wilayah Indonesia secara de facto yang meliputi   Sumatra, Jawa, dan Madura.
(2)   Republik Indonesia bersama Belanda bekerja  sama membentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS).
(3)   Bersama-sama membentuk Uni Indonesia Belanda  dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

2.      Agresi Militer Belanda I
Pada 21 Juli 1947, Belanda melakukan serangan militer yang disebut sebagai Agresi  Militer Belanda I.  TNI melawan serangan agresi Belanda tersebut menggunakan taktik gerilya. TNI berhasil membatasi gerakan Belanda hanya di kota-kota besar saja dan di jalan raya.
Untuk menyelesaikan masalah Indonesia-Belanda, pihak PBB membentuk Komisi yang dikenal dengan nama Komisi Tiga Negara (KTN). Tugas KTN adalah menghentikan sengketa RI-Belanda.  Indonesia diwakili oleh Australia, Belanda diwakili oleh Belgia, dan Amerika Serikat sebagai penengah. Adapun delegasinya adalah sebagai berikut!
a.       Australia, diwaktli oleh Richard Kirby
b.      Belgia, diwakili oleh Paul Van Zeland
c.       Amerik.a Serikat, diwakili oleh Dr. Frank Graham.

3.      Perjanjian Renville
Pada tanggal 8 Desember 1948 di atas kapal Amerika Serikat "USS Renville" yang sedang berlabuh di Teluk Jakarta diadakan perjanjian Renville. Dalam perundingan itu Negara Indonesia, Belanda, dan masing-masing anggota KTN diwakili oleh sebuah delegasi.
1)      Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin.
2)      Delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo.
3)      Delegasi Australia dipimpin oleh Richard C. Kirby.
4)      Delegasi Belgia dipimpin oleh Paul van Zeeland.
5)      Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham.
Perjanjian Renville sangat merugikan pihak Indonesia karena wilayahnya makin sempit. Isi perjanjian Renville, antara lain sebagai berikut.
(1)   Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai dengan terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS).
(2)   Sebelum RIS dibentuk, Belanda dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada pemerintah federal.
(3)   RIS mempunyai kedudukan sejajar dengan  Negara Belanda dalam Uni Indonesia-Belanda.
(4)   Republik Indonesia merupakan bagian dari RIS.




4.      Agresi Militer Belanda II
Pada 18 Desember 1948, Belanda di bawah pimpinan Dr. Bell  mengumumkan bahwa Belanda tidak terikat lagi oleh Persetujuan Renville. Pada 19 Desember 1948 Belanda mengadakan Agresi Militer II ke ibu kota Yogyakarta. Dalam agresi itu Belanda dapat menguasai Yogyakarta. 
Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditawan dan diasingkan ke Pulau Bangka. Beliau lalu mengirimkan mandat lewat radio kepada Mr. Syaffruddin Prawiranegara. Isinya agar membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), di Bukit Tinggi Sumatra Barat.
Pada 1 Maret 1949 Brigade X mengadakan serangan umum ke Yogyakarta.  Penyerangan ini dipimpin Letkol. Soeharto. Serangan ini memakai sandi "Janur Kuning". Serangan ini dikenal juga dengan "Serangan Umum 1 Maret". Dalam penyerangan ini Tentara Republik Indonesia dalam serangan ini berhasil menduduki Kota Yogyakarta selama 6 jam.

C.    PERUNDINGAN DALAM USAHA PENGAKUAN KEDAULATAN

Indonesia telah beberapa kali mengadakan perundingan dengan Belanda. Namun, perjanjian itu selalu dilanggar oleh Belanda. Selanjutnya, komisi PBB untuk Indonesia atau UNCI (United Nations Comission for Indonesia) mempertemukan kembali Belanda dengan Indonesia di meja perundingan.

1.      Perjanjian Roem-Royen
Perjanjian Roem-Royen ditandatangani di Jakarta pada 7 Mei 1949. Pihak Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem dengan anggota Drs. Moh. Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan Belanda diwakili oleh Dr. Van Royen. Isi perjanjian Roem-Royen  sebagai berikut.
(1)   Penghentian tembak-menembak antara Indonesia dan Belanda.
(2)   Pengembalian pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta.
(3)   Pembebasan para pemimpin RI yang ditahan Belanda.
(4)   Segera mengadakan Konferensi Meja Bundar di Den Hag, Belanda.

2.      Konferensi Inter-Indonesia (KII)
KII diadakan oleh bangsa Indonesia sendiri, yaitu antara delegasi RI dan BFO (Bijeen komstvoor Federal Overleg). Dalam konferensi ini delegasi RI dipimpin Drs. Moh. Hatta. BFO dipimpin oleh  Sultan Hamid II. Tujuan konferensi ini untuk mempersatukan pendapatan yang akan diperjuangkan dalam KMB.

3.      Konferensi Meja Bundar (KMB)
Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan pada 12 Agustus hingga 2
November 1949 di Den Haag, Belanda. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta. Delegasi Negara Federal atau BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II. Delegasi Belanda dipimpin oleh Mr. van Maarseveen.  Dari UNCI sebagai pengawas dan penengah diwakili oleh Chritchley. Hasil perjanjian KMB sebagai berikut.
1)      Dibentuknya Negara Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir Desember 1949.
2)      Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda.
3)      Irian Barat akan diserahkan kepada RIS setahun setelah penyerahan kedaulatan oleh Belanda

D.    MENGHARGAI BEBERAPA TOKOH PERJUANGAN DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

1.      Ir. Soekarno
Pada saat  Agresi Militer Belanda I, pada 19 Desember 1948, Ir. Soekarno ditangkap dan diasingkan ke Bangka.
2.      Drs. Mohammad Hatta
Beliau selalu  tampil  di  berbagai  perundingan dalam penyelesaian masalah pengakuan kedaulatan RI. Bung Hatta selalu `berusaha memperbaiki ekonomi rakyat. Atas gagasan beliaulah di Indonesia didirikan  koperasi sehingga mendapat julukan sebagai bapak koperasi Indonesia. Pada 1 Desember 1956, Bung Hatta mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden RI.
3.      Sri Sultan Hamengkubuwono IX


Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah seorang raja. Ia juga sebagai pemimpin perjuangan bangsa dalam menghadapi serbuan Belanda. Pada  19 Agustus 1945, ia menyatakan bahwa Yogyakarta yang berbentuk kerajaan itu menjadi bagian dari negara Republik Indonesia.
Pada serangan umum 1 Maret 1949, Sultan Hamengkubuwono IX membantu TNI dengan membangun kubu pertahanan di dalam keraton sebagai tempat persembunyian. Sri Sultan Hamengkubuwono IX juga turut berperan dalam menandatangani hasil KMB di Belanda.
Dalam sidang kabinet pertama RI pada 13 Juli 1949, beliau terpilih sebagai Menteri Koordinator Pertahanan. Jabatan penting lain yang pernah dipegang, antara lain wakil perdana mentri, Ketua Badan Pengawas Keuangan, dan Menteri Utama bidang Ekonomi dan Keuangan.
4.      Panglima Besar Soedirman


Peranan Jenderal Sudirman dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia sangat besar. Sebagai Panglima TKR, Divisi V Banyumas, Sudirman memimpin Pertempuran Ambarawa dan berhasil mengusir tentara Inggris. Pada tanggal 18 Desember 1945, Sudirman diangkat oleh menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal.

OH .. SERTIFIKASIKU

TUNJANGAN SERTIFIKASI GURU

Enaknya menjadi guru sekarang…. Penghasilannya naik 100 persen, karena ada tunjangan sertifikasi. Tetapi … apakah peningkatan penghasilan guru ini berbanding lurus dengan kinerja guru. Nanti dulu….. Ternyata dibalik itu semua tunjangan sertifikasi berdampak negative terhadap keikhlasan guru dalam melaksanakan tugas.

Banyak hari-hari dilewati dengan perbincangan masalah tunjangan sertifikasi. Apalagi kalau tunjangan sertifikasinya tersendat pencairannya, seperti kekurangan dua bulan pada tahun 2012 lalu, walaupun beberapa hari yang lalu sudah keluar.

Hal ini sedikit banyak mempengaruhi semangat kerja para guru. Betapa tidak, guru sekarang lebih banyak memperbincangkan tunjangan sertifikasi dari pada peningkatan kinerja guru.

Guru sekarang masih banyak diributkan tunjangan mereka yang ndak turun2…mikir yang lain kayaknya ogah…apalagi peningkatan kulitas diri dalam kompetensi pendidikan…tambah ogah. Apa yang salah…ya. Mendapatkan tunjangan yang lebih…kok mutu pendidikan di Indonesia tambah merosot. Kayaknya ada pergeseran paradikma seorang guru. Model guru Umar Bakri sudah terkikis…diganti dengan materialistis. Dana sertikfikasi 90 % lebih banyak diperuntukkan kepentingan pribadi/keluarga, sisanya baru diperuntukkan untuk peningkatan mutu…itu kalo ada sisa. Apa betul seperti itu?