Senin, 07 November 2011

MENYESAL DATANGNYA BELAKANGAN


Akhir-akhir ini banyak terjadi perilaku-perilaku yang menyimpang dari norma dan aturan yang ada di masyarakat. Anehnya lagi perilaku menyimpang itu diakui oleh sebagian masyarakat tetapi mereka tetap melakukan penyimpangan. Entah karena disadari atau tidak yang jelas mereka nggak mau memikirkan resiko yang akan dialami di kemudian hari. Setelah resiko itu berdampak bagi kehidupannya, barulah timbul penyesalan.


Namun penyesalan tidak akan merubah apa yang sudah terjadi. Kalau hasil dari penyesalan itu berdampak positif bagi dirinya, kemungkinan dia akan menyesali dan bertobat untuk tidak melakukan perilaku yang menyimpang. dan akhirnya dia akan selalu berbuat yang lebih bijak lagi, dan akan berfikir seribu kali jika dia harus melakukan perbuatan menyimpang lagi.
Namun apabila hasil penyesalan itu berakibat negatif, kemungkinan dia akan melakukan perbuatan menyimpang yang lebih dari yang sudah dia lakukan sebelumnya, istilah jawanya "wis kadung nyemplung, klambi wis kadung teles sisan tak kebeske". Akhirnya yang terjadi dia merasa melakukan perbuatan menyimpang itu adalah hal yang biasa dan lumrah.
wah ...  kalau sudah begini bisa kacau. orang kalau melakukan perbuatan menyimpang sudah dianggap biasa bagi dirinya dan teman-teman sekelilingnya. wis . ... wis ... saya tidak kuat meneruskan .. ngelu !?
Kita cuma berharap agar dijauhkan dari perbuatan menyimpang. Sebab apapun yang kita lakukan, sebesar apapun akan ada perhitungan dihadapan Allah S.W.T.

OH .. SERTIFIKASIKU

TUNJANGAN SERTIFIKASI GURU

Enaknya menjadi guru sekarang…. Penghasilannya naik 100 persen, karena ada tunjangan sertifikasi. Tetapi … apakah peningkatan penghasilan guru ini berbanding lurus dengan kinerja guru. Nanti dulu….. Ternyata dibalik itu semua tunjangan sertifikasi berdampak negative terhadap keikhlasan guru dalam melaksanakan tugas.

Banyak hari-hari dilewati dengan perbincangan masalah tunjangan sertifikasi. Apalagi kalau tunjangan sertifikasinya tersendat pencairannya, seperti kekurangan dua bulan pada tahun 2012 lalu, walaupun beberapa hari yang lalu sudah keluar.

Hal ini sedikit banyak mempengaruhi semangat kerja para guru. Betapa tidak, guru sekarang lebih banyak memperbincangkan tunjangan sertifikasi dari pada peningkatan kinerja guru.

Guru sekarang masih banyak diributkan tunjangan mereka yang ndak turun2…mikir yang lain kayaknya ogah…apalagi peningkatan kulitas diri dalam kompetensi pendidikan…tambah ogah. Apa yang salah…ya. Mendapatkan tunjangan yang lebih…kok mutu pendidikan di Indonesia tambah merosot. Kayaknya ada pergeseran paradikma seorang guru. Model guru Umar Bakri sudah terkikis…diganti dengan materialistis. Dana sertikfikasi 90 % lebih banyak diperuntukkan kepentingan pribadi/keluarga, sisanya baru diperuntukkan untuk peningkatan mutu…itu kalo ada sisa. Apa betul seperti itu?