Sabtu, 23 Agustus 2014

Lomba Sekolah Sehat

Dalam rangka Lomba Sekolah Sehat tingkat Karesidenan Pati yang akan dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2014, SMP Negeri 5 Pati telah jauh-jauh hari mempersiapkan diri.

Perlu diketahui bahwa sebelumnya SMP Negeri 5 Pati telah mengikuti Lomba Sekolah Sehat tingkat Kabupaten Pati. Hasil dalam lomba tersebut SMP Negeri 5 Pati memperoleh juara I,
Keberhasilah tersebut tidak lepas dari keikutsertaan semua warga SMP Negeri 5 Pati dalam mengikuti lomba tersebut.
Hal ini juga tidak lepas dari peran siswa-siswa yang setiap hari selalu menjaga kebersihan di sekolah. Misalnya dengan selalu mengerjakan piket kelas sehingga terjaga kebersihannya. Membuang sampah pada tempatnya. Jika melihat sampah didekatnya tanpa disuruh langsung diambil dan dibuang di tempat sampah.
Kebiasaan-kebiasaan baik itulah yang terus dijaga, sehingga suasana sekolah selalu dalam keadaan bersih.
Mudah-mudahan dalam mengikuti Lomba Sekolah sehat, nantinya mendapatkan hasil yang maksimal dan membanggakan bagi semua warga sekolah.

OH .. SERTIFIKASIKU

TUNJANGAN SERTIFIKASI GURU

Enaknya menjadi guru sekarang…. Penghasilannya naik 100 persen, karena ada tunjangan sertifikasi. Tetapi … apakah peningkatan penghasilan guru ini berbanding lurus dengan kinerja guru. Nanti dulu….. Ternyata dibalik itu semua tunjangan sertifikasi berdampak negative terhadap keikhlasan guru dalam melaksanakan tugas.

Banyak hari-hari dilewati dengan perbincangan masalah tunjangan sertifikasi. Apalagi kalau tunjangan sertifikasinya tersendat pencairannya, seperti kekurangan dua bulan pada tahun 2012 lalu, walaupun beberapa hari yang lalu sudah keluar.

Hal ini sedikit banyak mempengaruhi semangat kerja para guru. Betapa tidak, guru sekarang lebih banyak memperbincangkan tunjangan sertifikasi dari pada peningkatan kinerja guru.

Guru sekarang masih banyak diributkan tunjangan mereka yang ndak turun2…mikir yang lain kayaknya ogah…apalagi peningkatan kulitas diri dalam kompetensi pendidikan…tambah ogah. Apa yang salah…ya. Mendapatkan tunjangan yang lebih…kok mutu pendidikan di Indonesia tambah merosot. Kayaknya ada pergeseran paradikma seorang guru. Model guru Umar Bakri sudah terkikis…diganti dengan materialistis. Dana sertikfikasi 90 % lebih banyak diperuntukkan kepentingan pribadi/keluarga, sisanya baru diperuntukkan untuk peningkatan mutu…itu kalo ada sisa. Apa betul seperti itu?