Kamis, 24 Juli 2014

SELAMAT DATANG KURIKULUM 2013

Wellcome kurikulum 2013
Perjalanan Kurikulum KTSP telah berakhir. Kurikulum yang lahir tahun 2006 ini harus berakhir dan diganti dengan Kurikulum 2013. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan Kurikulum 2013. Hadirnya Kurikulum 2013 tersebut menjadi sebuah tantangan dan harapan baru bagi guru-guru di seluruh nusantara, tak terkecuali guru mata pelajaran IPS di Pati. Sebagian besar guru berharap banyak dengan hadirnya Kurikulum 2013 membawa perubahan yang signifikan terhadap kuallitas belajar dan mengajar di kelas.

Ada hal-hal baru dalam Kurikulum 2013.
Pertama, kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar. Di dalamnya terkait dengan metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan UKG bara mencapai dibawah rata-rata ata hanya 44,45.
Kedua, kompetensi akademik ini juga penting, karena guru memiliki tugas untuk bisa mencerdaskan peserta didik dengan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya. Jika guru hanya menguasai metode penyampaiannya tanpa kemampuan akademik, maka peserta didik tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang maksimal.
Ketiga, kompetensi sosial. Guru harus memiliki kompetensi sosial, karena guru tidak hanya dituntut cerdas dan bisa manyampaian materi, tapi juga dituntut untuk secara sosial memiliki kompetensi yang memadai, baik dengan teman sejawat, peserta didik maupun lingkungannya.
Keempat, kompetensi manajerial. Guru harus bisa menjadi teladan bagi peserta didiknya. Dalam bahasa jawa Guru itu di gugu dan ditiru

OH .. SERTIFIKASIKU

TUNJANGAN SERTIFIKASI GURU

Enaknya menjadi guru sekarang…. Penghasilannya naik 100 persen, karena ada tunjangan sertifikasi. Tetapi … apakah peningkatan penghasilan guru ini berbanding lurus dengan kinerja guru. Nanti dulu….. Ternyata dibalik itu semua tunjangan sertifikasi berdampak negative terhadap keikhlasan guru dalam melaksanakan tugas.

Banyak hari-hari dilewati dengan perbincangan masalah tunjangan sertifikasi. Apalagi kalau tunjangan sertifikasinya tersendat pencairannya, seperti kekurangan dua bulan pada tahun 2012 lalu, walaupun beberapa hari yang lalu sudah keluar.

Hal ini sedikit banyak mempengaruhi semangat kerja para guru. Betapa tidak, guru sekarang lebih banyak memperbincangkan tunjangan sertifikasi dari pada peningkatan kinerja guru.

Guru sekarang masih banyak diributkan tunjangan mereka yang ndak turun2…mikir yang lain kayaknya ogah…apalagi peningkatan kulitas diri dalam kompetensi pendidikan…tambah ogah. Apa yang salah…ya. Mendapatkan tunjangan yang lebih…kok mutu pendidikan di Indonesia tambah merosot. Kayaknya ada pergeseran paradikma seorang guru. Model guru Umar Bakri sudah terkikis…diganti dengan materialistis. Dana sertikfikasi 90 % lebih banyak diperuntukkan kepentingan pribadi/keluarga, sisanya baru diperuntukkan untuk peningkatan mutu…itu kalo ada sisa. Apa betul seperti itu?